Kamis, 10 Maret 2011

Fira ,,, 6 bulan... Special Edition : Petualangan bersama Fira

Tulisan ini sudah ada di draft dari hari Kamis, tapi gak selesai-selesai nulisnya. Abis baca tulisannya Allisa tentang pengalamannya yang menegangkan, saya jadi semangat buat menyelesaikan tulisan ini....


23 Oktober 2010, Hotel Losari, Jakarta

Selamat ulang bulan ke 6, Fira.... Sehat terus dan tambah pinter ya nak.... Senangnya... saya berhasil memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kemaren. Walaupun seperti sekarang ini, saya sedang dalam posisi dinas. Yah ribet siey karena saya mesti bolak balik kantor-hotel yang lumayan jauh. Jakartaa gituuu.... *kalo inget macet gini, jadi kangen sama Bima*... hehehehe....
Dah hebatnya lagi, saya berhasil memberikan ASI eksklusif langsung dari kemasan aslinya alias bukan ASI perahan, karena Fira akan menolak mentah-mentah segala jenis 'perantara' yang diberikan dalam rangka menerima ASI dari saya. Mau botol, sendok, gelas... Semua dicuekin. Hiks.... Jadi emaknya yang super sabar ini mesti mengalah meskipun rasanya badan remuk redam musti bolak-balik rumah-kantor yang untungnya deket.... Dan mulai hari ini, Fira sudah boleh mulai mengkonsumsi MPASI nya.... Mumpung lagi di Jakarta, saya langsung borong GASOL banyak-banyak. Kan siang nanti saya sudah di Bima, dan rencananya sesampainya di Bima nanti, saya langsung mau cobain gasol ke Fira. Semoga mau...

Hari ini bertepatan dengan kepulangan kami ke Bima. Pesawat Lion Air jam 06.30 WIB ke Denpasar. Mbah putri berhenti di Denpasar, saya dan Fira lanjut lagi ke Bima jam 11.30 WITA. pake Lion Air juga. Jam 13.00 WITA lah ntar udah nyampe rumah di Bima dan langsung nyiapin gasol buat Fira. Itu rencananya......

Karena saya dan mbah putrinya Fira sama-sama tipe orang yang 'kemrungsungan' aliyas gampang panik n gak suka buru-buru, jadilah jam 03.00 WIB kami udah ready meluncur ke Soetta. Masih ngantuk dan yang jelas gak pake sarapan apalagi mandi. Mandi ntar aja di Bima. Kalo ibu saya sih mau mandi di Bali ajah... Hehehehe..... Nyampe Soetta, check in, n stand by di ruang tunggu. Gak lupa shalat subuh dulu. Di pesawat selama 1 jam 30 menit aman tentram terkendali, sempet beberapa kali guncangan karena cuaca buruk, dan akhirnya mendarat dengan selamat. Pas mendarat siey saya agak tegang juga karena cuaca agak buruk dan di Bali memang lagi gerimis-gerimis mengundang gitu. Tapi alhamdulillah bisa mendarat dengan selamat. Oiya, saya mau ngaku dulu... Saya ini orang yang sangat takuuuttt naik pesawat. hehehe... Padahal seriiinnnggg banget naik pesawat, tapi takutnya gak ilang-ilang. Kalo selama perjalanan di pesawat, saya pasti gak tenang, tangan dan kaki udah dingin, nafsu makan berkurang, pengen cepet- cepet mendarat. Hiiyyy.... Rasanya gimanaaa gitu. Suerrrr deh...... Makanya saya sering menghindari penerbangan malam hari. Rasanya lebih ngeri gitu, di luar gak bisa liyat apa-apa. Bayangan-bayangan yang aneh-aneh pasti dah muncul walopun sebenernya gak mau saya bayangin. Udah ah jadi merinding lagi saya inget-inget itu..

Mendarat di Ngurah Rai, ambil bagasinya mbah putri, dan keluar. Bagasi saya kan lanjut ke Bima. Di luar udah ditunggu sama mbah kakung, kakak n kakak ipar saya dan juga Raka, ponakan saya. Main-main bentar di luar. Mau makan tanggung. Saya gak suka makan cepet-cepet. Apalagi ditambah rasa sedikit nervous karena mau terbang lagi, hanya berdua dengan Fira. Hihihihi... Akhirnya saya cuman makan 1 dunkin donuts yang tripple chocholate.. Nyammmmm..... Cuman 1 jam ketemuan sama keluarga, saya dan Fira udah musti masuk ke ruang tunggu. Fira juga udah mulai ngantuk plus minta mimik. Jadi saya musti langsung nyari posisi yang nyaman niey.... Dan setelah menunggu, ternyata pesawatnya delay 45 menit.... Huuffff.......

45 menit kemudian saya dan Fira sudah di dalam pesawat, Lion Air, JT 1826. Cuaca cerah, alhamdulillah.... dan kursi sebelah saya kosong. Asyiikkkk bisa agak luas niey.... Udah ready semua. Topi plus kapas telinga Fira udah dipake, sabuk pengaman saya plus Fira udah kepasang, dan Fira udah posisi mau mimik bobok. Aman.... Perjalanan di pesawat pun aman tanpa guncangan. 1 jam kemudian ada pemberitahuan untuk memasang sabuk pengaman karena kami akan mendarat di Bandara Sultan Salahuddin. Asyiikkk... gak sabar pengen ketemu papa yang tentunya sudah tidak sabar juga pengen ketemu kami... Hihihihihi.... Sang Kapten pesawat, Kapten Daniel Ari sudah mengumumkan "landing position, thank you". Yap, itu landasan sudah keliyatan, sudah siap mendarat. Saya pun kembali berdoa dengan semakin khusyuk, Bismillahi majreeha wa mursaha inna rabbi la ghafuururrahim.... Posisi pesawat sudah lumayan rendah, tapi entah kenapa sepertinya tidak bertambah turun. Seperti ada yang menahan dari bawah. Dalam hati saya sudah merasa 'ada yang salah'. Tiba-tiba pesawat memutar haluan, "Ya Tuhan... ada apa ini...". Suasanya dalam pesawat sudah heniinnggg.... Saya gak tau apa penumpang yang lain merasakan apa yang saya rasakan. Saya hanya terus berdoa sambil memeluk Fira, menciuminya, siapa tau ini terakhir kali saya bisa memeluknya. Ya Allah, selamatkan kami, selamatkan penerbangan ini. Ijinkan kami mendarat dengan selamat dan berkumpul lagi dengan keluarga kami. Pesawat mencoba mendarat kembali, sedikit berguncang, dan Alhamdulillah roda pesawat bisa menyentuh landasan. Alhamdulillah kami sudah berhasil mendarat. Loh.... tapi kenapa laju pesawat tetap kencang??? Apa remnya gak berfungsi??? Padahal landasan di bandara ini sangatlah pendek, kalo gak berhasil berhenti dalam waktu dekat berarti.... ??? dan saya duduk di kursi nomor 3. Ya Tuhaaaaannnnn.... Laju pesawat semakin kencang, dan akhirnya peswat kembali terbang. Saya sudah sangat lemaaassss.... Fira saya peluk semakin erat. Suasana di pesawat masih tetap hening. Padahal saya tau ada sekitar 5 bayi yang ada dalam pesawat itu, tapi tak ada satu pun bayi yang menangis. Termasuk Fira. Fira malah asyik main-main dengan pelampungnya dan terus ngoceh-ngoceh sambil ketawa-ketiwi. Semoga ini pertanda baik. Di ketinggian aman, sang kapten menjelaskan kejadian tadi. Bahwa ternyata cuaca buruk datang tiba-tiba, dan ada dorongan angin yang sangat besar dari belakang pesawat ketika di landasan tadi, sehingga mereka tidak berhasil menghentikan pesawatnya dan memutuskan untuk kembali menerbangkannya. Untungnya cuaca di atas cerah, keadaan aman terkendali. Kami akan melakukan going around selama 30 menit sambil menunggu laporan cuaca di bawah. Jika cuaca belum juga membaik 30 menit ke depan, kami akan diterbangkan lagi kembali ke Denpasar. Saya teruuusss berdoa. Saya pengen ketemu Om Ben. Pengen peluk Om Ben, pengen nguwel-nguwel rambut kriwilnya, pengen ngumpet di perut gendutnya... Allah, beri saya kesempatan untuk itu.....

30 menit kemudian sang kapten mengumumkan cuaca di landasan tak kunjung membaik, sehingga kami terpaksa harus memutar kembali ke Denpasar. Ya Allah... Saya pasrah. Saya tau si papa pasti sudah menghubungi keluarga saya di Bali, keluarganya di Bogor dan Solo, dan mereka pun pasti sedang merasakan ketakutan yang sama dengan saya. Perjalanan kembali ke Denpasar terasa sangaaattt lama bagi saya, walaupun perjalanannya sanget lancar. Pendaratan pun berlangsung mulus. Pramugari meminta kami untuk tetap tinggal di pesawat sambil menunggu keputusan apakah kami bisa terbang kembali ke Bima atau harus menunggu agak lama atau bahkan baru diterbangkan lagi keesokan harinya. Saya capek. Saya sangat takut. Saya memutuskan untuk turun dan terbang ke Bima besok saja. Apapun keputusannya hari ini. Tapi gak boleh sama mbak pramugarinya..... hiks..... Sempat telfon ke rumah sebentar. Ya, keluarga saya sedang sangat panik karena ternyata di bandara Bima tadi, laporan dari Om Ben, pesawat saya sudah mendarat tapi tiba-tiba hilang dari pandangan alias gak keliatan karena kondisi landasan yang sangat gelap. Mereka kira pesawat saya sudah nyungsep. Ambulance, pemadam kebakaran serta aparat keamanan dengan segera bersiaga di tepi landasan. Tapi gak lama ada pengumuman bahwa pesawat berhasil diterbangkan lagi.....

Pramugari mengumumkan agar semua alat komunikasi dimatikan karena pesawat sedang mengisi bahan bakar. Cuaca di Bima dilaporkan sudah membaik. memungkinkan untuk melakukan pendaratan, jadi setelah pengisian bahan bakar, kami akan terbang kembali ke Bima. Tuhan..... Saya gak kuat.... Rasanya badan ini udah gak ada tulangnya. Lemaaassss.... Oiya, ada yang sedikit ajaib menurut saya... Saya sedang stress berat, shock, dan saya belum makan apa-apa dari jam 03.00 WIB tadi kecuali 1 buah dunkin tripple chocholate. Dan sekarang sudah jam 15.30 WITA. Seharian perut saya ini kosong, tapi Alhamdulillah ASI saya sangaatttt melimpah. Baju saya sampai basah kuyup. Ajaib menurut saya. Setau saya, stress bisa menurunkan produksi ASI. Ditambah lagi perut yang belum diisi dengan layak. Hehehehe.... Untung saya pake jilbab yang rada panjang dan baju yang agak gelap, jadi gak keliatan kalo basah. Sebelah saya kosong pula.. hehehehe... Alhamdulillah banget Fira gak kelaparan karena strock makanannya melimpah. Fira juga selalu tersenyum bahkan cekikikan selama perjalanan. Dia main-mainin hidung saya, bibir saya, selalu ngajakin main saya. kayaknya dia tau kalo mamanya ini lagi panik berat, jadi dia pengen menghibur. *haiiiaaahhh.... gak tau bener apa gak ya.... * Pokoknya menurut saya ini tetap keajaiban. Pertolongan dari Allah tentunya.

Setelah pengisian bahan bakar, akhirnya kami terbang kembali ke Bima. kali ini saya sudah pasrah. Saya hanya sanggup berdoa semoga penerbangan kami kali ini benar-benar lancar dan selamat. Bibir saya tak henti-hentinya berdzikir. mata saya hanya fokus ke Fira. Gak mau tau dengan keadaan sekeliling. Hanya saya dan Fira. Hehehehe.....

Alhamdulillah pada akhirnya kami berhasil mendarat dengan lancar jam 17.30 WITA. Bertemu keluarga. ketemu papa yang dari siang tadi ternyata nungguin kami dengan cemas. Belum makan juga dari pagi. hihihihihi..... Para penjemput yang lain pun langsung terlihat lega, bahagia sekaligus terharu bertemu dengan keluarganya lagi....

Terima kasih Kapten Daniel Ari, Terima kasih Ya Rabb.....

Sekarang saya sudah di dalam taksi. Fira bahagia di pelukan papanya. Saya pun bahagia bersandar di pundak papa. Saya lelah... Sangat lelah... Biar papa saja yang mengabarkan pada keluarga. Dan gasolnya... besok aja ya nak.....


Selamat ulang bulan ke 6 nak... Hari ini perjalanan kita panjang sekali...


Oiya, beritanya masuk di Metro TV dan TV one lhoo..... (perasaan bangga yang tidak pada tempatnya)

Terlintas di benak saya tentang tanggal 23 Oktober *23 Oktober 2009, saya sedang hamil 4 bulan dan mengalami pendarahan hebat. Nyawa janin saya taruhannya *23 Oktober 2010, saya mengalami kejadian ini. Sekali lagi nyawa Fira dan saya taruhannya *Ah.... mungkin itu hanya kebetulan saja. yang jelas, tanggal 23 Oktober adalah hari ulang tahun sahabat saya, Lina Kusuma Wardani ...

6 komentar:

  1. Wah, ini sih judulnya horor, no...serem amat pengalaman naek pesawat kayak gitu, hehehe.. tapi syukur yah, dirimu dan Fira dijaga dengan sangat baik oleh Tuhan.

    Semoga gak kejadian lagi deh yang kayak gini...syereemmm!!!!

    BalasHapus
  2. Iya... kalo inget kejadian itu rasanya jadi bersyukuuuurrrr banget masih dikasih kesempatan hidup sampe sekarang....

    Amin, semoga gak ada lagi kejadian kayak gini.... :p

    BalasHapus
  3. Aduhh no, lama ga ngeblog, lama ga blogwalking, sekalinya baca, alamak bikin jantung mau copot...

    Puji Tuhan ya kamu dan fira baik-baik saja, selamat sampai Bima wlo badan serasa sudah tidak bertulang *dipresto dunk ya, hehe*...

    Kecil-kecil kamu memang cabe rawit no...hebat!!
    Mana tadi barusan kamu cerita bagaimana parahnya kami hamil fira...
    Yupe betul, sakitnya membuat kita tidak trauma...kehadirannya obat yang sangat mujarab...
    Gbu...:)

    BalasHapus
  4. Presto??? hihihihi... iya iya, tinggal dicolekin sambel, sedaapp... :p

    Iya galuh, cukup aku aja deh yang ngerasain pengalaman di atas, juga pengalaman hamil fira. Semoga kehamilanmu lancar ya. Ibu dan bayinya sehat juga kuat....

    Tenang galuh, besok gak sakit lagi. Jadi gak perlu gigit handuk, apalagi tangan suami.... xixixixixiix...

    BalasHapus
  5. nah lo
    komen gw lari kemana???
    gak di approve apa error...

    musti masuk ke BuMi or MOTIVATOR gak cerita ini

    btw
    emang lu dari dulu gak suka naik pesawat kan
    lebih baik naik motor palagi diboncengin
    hehehehehehe

    BalasHapus
  6. eh gak ada approve-approve an kok mbak, berarti error....
    Masuk BuMi no mbak... Lha nek MOTIVATOR, meh memotifasi opone lho???

    Naik motor? diboncengin??? huahahahahahahaha.... benul.. benul... Kalo boleh, aku milih yang ini daripada naik pesawat.

    BalasHapus